Thanks Bunga
Selasa, 17 Januari 2012
yang pertama
Namaku Bunga, sekarang umurku sudah 26 tahun, sulung dari tiga
bersaudara yang smuanya wanita . Tinggi badanku 170 cm, cukup
tinggi untuk ukuran seorang wanita. Bentuk tubuhku langsing dan
sexy, wajahku juga terbilang cukup cantik hingga sejak masih duduk
di bangku Sekolah Dasar gw sudah menjadi primadona di sekolahku.
Sekarang Statusku masih single. Tapi bukan berarti gw masih seorang
gadis lho, karena gw memang sudah tidak perawan lagi. Keperawananku
sudah kupersembahkan pada teman kuliahku yang kisahnya akan
kupersembahkan pada tulisanku kali ini, namun terlebih dahulu akan
gw paparkan sedikit tentang diriku sebagai prolog. Biasanya
para kaum wanita kalau berkuliah kebanyakan suka memakai celana
panjang, namun gw lebih suka tetap memakai rok saja untuk
bawahannya kalau sedang ke kampus. Rokku mini sekali dengan bawahan
yang lebar, bentuknya seperti yang biasa dipakai oleh para cheerleader
(pemandu sorak). Yang membedakan hanya dalamannya saja, biasanya
para cheerleader masih menggunakan celana pendek di dalamnya walau
agak mini untuk membungkus celana dalam yang mereka pakai.
Bedanya dengan diriku, gw tidak pernah memakai penutup lain untuk
menutupi bagian tubuhku yang paling vital kecuali celana dalam.
celana dalam yang kupakai sangat mini dan sexy, bentuknya G String
dua jenis, yang satu model berenda dan yang satu lagi model tali
tang terbuat dari nylon. Sexy sekali karena hanya ada seutas yang
melingkari pinggangku, bedanya hanya yang tali nylon dengan ikatan
di kiri kanan pinggangku, selebihnya sama saja ada bagian yang
hanya selebar ukuran satu jari turun dari belakang pinggang
mengitari selangkangan melalui belahan pantatku. Hanya ada secarik
kain yang lebarnya tidak lebih dari ukuran dua jari di bagian
depan yang fungsinya hanya mampu menutupi lubang Memek ku. Yang
berenda berbentuk hati kecil ada renda di pinggirannya, sedang
yang model bertali, bentuk penutup bagian depannya berbentuk
segitiga kecil, tipis dari bahan sutera. Sebagai atasannya gw
lebih sering memakai hem lengan pendek agak longgar. Kupilih ini
karena gw memang tidak pernah memakai BH di dalamnya. Seperti
kisahku terdahulu, gw memang sejak kecil tidak suka dan tidak
pernah memakai BH hingga tak heranlah sampai detik ini gw juga
tidak mengetahui berapa besar ukuran Susuku. Payudar gw tidak
terlalu besar. Ukurannya sedang-sedang saja tetapi bentuknya
cantik dan padat. Warna puting susuku dan sekitarnya merah muda
sedikit kecoklatan, sungguh menggairahkan sekali. Untuk yang satu
ini gw sering mendapat pujian dari kaum lelaki yang sudah pernah
melihat atau meremas susuku. Terus terang dosenku yang cowok
sering kali harus menelan ludah apa bila melihat penampilanku. Apa
lagi saat melihatku duduk dengan berpangku kaki hingga bagian
atas pahaku tersingkat sedikit ke atas. Pahaku yang mulus itu juga
ditumbuhi bulu-bulu halus yang menurut istilah beberapa orang
temanku, itu namanya bulu-bulu monyet. gw kuliah di Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya, mengambil jurusan kedokteran hewan dan
saat ini gw sudah menjadi seorang dokter hewan yang magang di
Kebun Binatang Surabaya (KBS). Kali ini gw ingin menuliskan
kisahku tentang pengalaman pertamaku bercinta sungguhan (making Love)
yang kulakukan saat masih duduk di bangku kuliah. gw
berkenalan dengan seorang mahasiswa yang juga mengambil jurusan
yang sama denganku, namanya Wahyu asal Surabaya juga, namun akhirnya
Wahyu tidak meneruskan kuliahnya karena patah hati denganku.
Sekarang entah Wahyu ada dimana gw sendiri juga tidak pernah tahu.
Hubunganku dengan Wahyu akrab sekali, sehingga pertama kali gw
melakukan hubungan sex yang sebenarnya juga dengannya. Kupersembahkan
kegadisanku pada Wahyu yang betul-betul sangat mencintaiku. Namun
gw masih tidak ingin melanjutkan hubungan itu dengan serius
karena apa yang kulakukan bersama Wahyu bagiku hanyalah suatu
pelampiasan atas kebutuhan biologisku saja. Hal ini rupanya
membuat Wahyu patah hati dan akhirnya drop out dari kampus, dan
entah kini kemana dia gw juga tidak pernah mendengar kabar
beritanya lagi sejak kami berpisah dulu. Kalau kebetulan Wahyu yang
kumaksud sedang membaca kisahku ini, gw mohon maaf padamu, karena gw
memang belum bisa jatuh cinta dengan siapapun hingga saat ini.
Hubunganku dengan Wahyu sebenarnya biasa saja seperti remaja lain
saat berpacaran. Kami sering berciuman baik di mobil, di kampus
maupun di rumah, pokoknya di mana saja kalau ada kesempatan untuk
melakukannya. Kami juga sering saling meraba bagian-bagian
sensitif kami. Lebih sering Wahyu mengajakku ke rumahnya yang
keadaannya memang selalu sepi itu, karena Wahyu adalah anak
tunggal yang kedua orang tuanya selalu sibuk di luar, jadi sekali
lagi praktis rumah Wahyu yang tidak terlalu besar di kawasan
Ngagel itu selalu dalam keadaan sepi. Hal ini sangat
menguntungkan bagi kami berdua. Di rumahnya itulah gw pertama
kalinya merasakan nikmatnya making Love. Kami bercumbu, berciuman di
atas tempat tidur di kamar Wahyu. Mulut Wahyu menciumi bibirku yang
mungil dan tipis, lumatannya membuatku sangat bergairah sekali.
Sambil melumat bibirku, jari tangan Wahyu melepaskan kancing bajuku
satu persatu hingga terlepas semua dan langsung ditanggalkannya
hem yang kukenakan hingga bagian atas tubuhku terbuka polos tanpa
sehelai benang pun. Wahyu langsung memegang dan meremas-remas susu
ku hingga gw jadi sangat terangsang oleh perlakuannya.
Kulepas dengan menarik ke atas kaos yang dipakai Wahyu dan dia pun
membantu untuk melepaskannya. Selanjutnya kubuka kancing celana jeans
yang ia pakai, kuturunkan gespernya dan Wahyu pun membantu untuk
melepaskan sendiri celana yang masaih ia kenakan berikut celana
dalam-nya sehingga Wahyu terlebih dahulu telanjang bulat di
hadapanku. Lalu kuraba seluruh bagian tubuhnya, kuraih batang
kemaluannya yang sudah mengeras dan berdiri tegak bagaikan tugu
pahlawan. gw merasa sedikit aneh karena tanganku tidak menyentuh
bulu kemaluan Wahyu. Rupanya Wahyu rajin mencukur habis bulu
kemaluannya sehingga bagian kemaluannya tampak bersih dan polos.
Hanya ada sedikit bulu di bagian tertentu saja. Ada bagian yang
terasa sedikit kasar karena bulu-bulu kemaluannya mulai tumbuh,
sehingga ujung-ujungnya yang tajam terasa sedikit kasar bila
tersentuh, namun ini justru membuat rangsangan tersendiri bagiku.
Penis Wahyu lumayan besar dan panjang, diameternya sekitar 6 cm
dengan panjangnya sekitar 17 cm. Mulut Wahyu menjelajahi wajahku
hingga seluruh bagian leher dan telingaku. Lidahnya dijulurkan
menjilati seluruh bagian leherku. Sesekali Wahyu memberikan
kecupan di leherku dan lidahnya menjalar ke bagian belakang
telingaku. Lubang telingaku pun tak luput dari sapuan lidahnya.
Tangannya membuka pengait rok miniku dan kini kubantu
memerosotkannya dengan bantuan kedua kakiku. Tangan Wahyu langsung
meraba bagian luar celana dalam yang kupakai. Ikatan tali nylon G
Stringku di samping pinggang ditariknya sehingga terlepas sudah
penutup akhir di tubuhku dan celana dalam-ku dilempar jauh ke
lantai. Kini kami sudah sama-sama bugil, telanjang bulat tanpa
sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami lagi. Lalu kami saling
bergumul, bibir kami kembali saling lumat dan tangan kami pun
saling meraba bagian sensitif lawan masing-masing. Nafsu birahiku
naik ke ubun-ubun rasanya. Memek ku yang sudah basah sejak tadi
jadi menjadi semakin basah saja. Cairan bening yang mengalir
keluar dari dalam liang Memek seakan tak terbendung lagi, semakin
lama alirannya semakin deras saja. Entah sudah berapa banyak
cairan kenikmatanku keluar membanjir hingga sekitar
selangkanganku. Kemudian kuraih batang kemaluan Wahyu sambil
kukocok-kocokkan dengan sedikit kasar karena menahan gejolak rangsangan
yang kualami. Mulut Wahyu mencium bagian susu gw. Kedua susu
ku dicium dan dijilatinya secara bergantian. Lidahnya menyapu
rata puting susuku. Ujung putingku dijilat dan dihisapnya sehingga
menimbulkan rasa geli bercampur nikmat. Tangan Wahyu mulai
menelusuri selangkanganku, seluruh bagian luar kemaluanku pun
tidak luput dari belaian tangannya. Jari-jarinya digaruk-garukkan
di belahan bibir memek ku, hingga gw sedikit mendesah tertahan.
Ujung jari tangan Wahyu mulai memainkan klitorisku. Ujung
klitorisku sedikit ditekan dengan ujung jarinya kemudian
digesek-gesekkan secara teratur hingga gw mengaduh tapi bukan
karena kesakitan. Aa.. Aacch! pekikku nyaring sambil menggeliat
tidak karuan. Rupanya gw telah mencapai orgasme hingga lendirku
menyembur memenuhi bagian dalam liang senggamaku. Dapat kurasakan
memek mengedut sambil melepas lendir. Wahyu semakin bergairah
mencium dan menjilati bagian depan tubuhku. Jilatannya mengarah
turun ke bawah menyapu setiap jengkal kulit tubuhku. Perut hingga
lubang pusarku disapu dengan lidahnya. Dia semakin ke bawah ke
arah paha, kembali naik ke atas menjilati bagian dalam paha,
semakin naik lagi hingga pangkal paha, kemudian bibirnya menciumi
bibir memek ku. Dengan tanpa sedikit pun merasa jijik Wahyu
menjilati dan menelan cairan lendir bening dari memekku.
Bibirnya mengulum bibir memek ku dan lidahnya dijulurkan di antara
belahan bibir memek ku. Dapat kurasakan ujung lidahnya menyeruak masuk
ke dalam liang memek ku sambil sesekali menyentuh dinding luar
memek ku yang kembali membasah lagi. Lidah Wahyu menyapu ujung
klitoris lalu mulutnya dibenamkan ke memek ku sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya. Aku kembali tidak mampu membendung
gelombang orgasmeku yang mengulung-gulung liar dari dalam
tubuhku. Kujambak rambut Wahyu yang kepalanya masih membenam di
selangkanganku. Kutarik kepalanya agar lebih terbenam lagi di
selangkanganku, kujepit kepalanya sambil kurasakan semburan lendir
kembali membasahi liang memek ku. Wahyu kembali menjilat dan
menelan habis cairan yang keluar dari dalam liang memek ku sebelum
dia merambat naik kembali melumat bibirku sambil memegang dan
mengarahkan batang kemaluannya di depan liang memek ku.
Digesek-gesekkan sebentar kepala kemaluannya di belahan bibir
memek ku, baru kemudian didorongnya sedikit hingga kepala kemaluannya
mulai memasuki liang memek ku. uhhhhhh..! Sakit..! Pelan dong!
jeritku menahan sakit yang bercampur nikmat. Wahyu memberiku
waktu untuk menarik napas sejenak, kemudian kembali dia
mendorongkan batang kemaluannya agar masuk sedikit lebih dalam
lagi. ohhhhhh.. Uuhh! Aduuh..! jeritku kembali menahan rasa perih
di dalam liang memek ku. Wahyu bukannya menarik keluar batang
kemaluannya dari dalam liang memek ku, tetapi dia malah menekan
lebih dalam lagi, dan tekanannya se makin kuat dan akhirnya..
Crottttttt.. Uu.. Uucch! Sleep..! Aa.. Aacch! Sleep..! Oo.. Oohhh!
suara desahanku seakan bersahutan dengan suara pompaan batang
kemaluan Wahyu. Rasa sakit yang kualami juga sudah semakin
menghilang bersamaan dengan deru pompaan batang kemaluan Wahyu
yang memompa liang memek ku yang semakin lama semakin kencang. Aku
rasanya benar-benar hampir pingsan, tidak tahu harus berbuat apa
dan harus bagaimana. Aku tidak mampu melukiskan kenikmatan yang
kualami saat itu dengan kata-kata. Yang kuingat adalah akhirnya
kami mengalami orgasme yang waktunya hampir bersamaan. Dan sejak
saat itu kami jadi rutin melakukan hubungan seperti itu lagi. Aku
benar-benar suka dan menikmatinya, hampir secara rutin tiga kali
seminggu kami melakukan making Love, dimana saja, kapan saja
seperti minum minuman ringan saja.
Thanks Bunga
Thanks Bunga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar