Selasa, 17 Januari 2012
istri bos
Namaku Eko ( kali ini nama asli). Aku tinggal di kota Mataram Lombok.
Ceritaku ini terjadi pada tahun 2007 silam. Pada waktu itu aku kuliah
di sebuah di salah satu Perguruan Tingi Swasta di Lombok. Aku ambil cuti
kuliah untuk bekerja di sebuah radio swasta yang sudah terkenal di kota
itu. Waktu itu aku bekerja sebagai kru produksi. Pekerjaannya sangat
sederhana yaitu merekam lagu, membuat iklan radio, dan mempersiapkan
segala hal yang sifatnya off-air. Pemilik radio itu namanya Bapak
Wirata! Dia mempunyai istri yang sangat cantik. Aku biasa menyebutnya
dengan Ibu Diah, .Ibu Diah tingginya kira-kira 175cm, bahkan lebih
tinggi dari suaminya. Ibu Diah bekerja di sebuah perusahaan swasta di
Lombok. Sejak pertama kali bekerja di radio itu, aku udah jatuh cinta
ama Ibu Diah untuk pertama kalinya. Ibu Diah ini sangat cantik, mungkin
sensual. Tinggi kira-kira 170cm, Payudaranya tidak besar, sama sekali
tidak besar. Tapi justru payudaranya yang kecil itu yang membuatku
sangat penasaran. Aku selalu terobsesi dengan payudara yang
kecil!hihihii..Suatu ketika ibu diah menyuruh aku ke rumahnya untuk
memperbaiki komputernya yang rusak.Sesampai di dalam rumah aku tidak
menemukan siapa pun. Dimana Mbak Diah, pikirku. Kulangkahkan kakiku ke
ruang tengah. Kosong juga. Wah, di mana nih. Perlahan aku berjalan ke
dapur sambil berharap ketemu dengan sang idola. Kalo udah pada tidur ya
aku pulang aja. Sampai aku dikejuntukan oleh sepasang tangan yang
melingkar dipinggangku dari belakang."malam ini temenin Mbak ya",
terdengar bisikan di telingaku.Tanpa basa-basi aku segera memutar
tubuhku dan di depanku telah berdiri Mbak Diah dengan paras yang sangat
cantik. Wajah Mbak Diah persis di depanku. Hidungku nyaris bersentuhan
dengan hidung Mbak Diah. Terasa hangat di wajahku ketika Mbak Diah
menghembuskan nafas. Aku benar-benar dibuat terpesona. Mbak Diah sudah
berganti pakaian dengan kimono warna pink. Matanya sayu menatapku. Entah
keberanian dari mana yang mendorong wajahku sehingga bibirku mengecup
lembut bibir Mbak Diah. Tidak ada perlawanan dari Mbak Diah. Bibirku
terus bermain di bibir Mbak Diah beberapa lama. Kurasakan tangan Mbak
Diah membuka lembut kemejaku. Aku mencoba melingkarkan tanganku di
punggung Mbak Diah. Kuusap perlahan punggungnya sambil terus memainkan
bibirku. Lidahku mulai menerobos masuk ke dalam mulut Mbak Diah. Bibir
Mbak Diah lembut sekali, wangi dan itu membuatku semakin
bernapsu.Lidahku semakin liar bermain. Kuciumi lagi bibirnya, hidungnya,
matanya, keningnya, pipinya, dagunya. Dan semuanya terasa lembut. Napas
Mbak Diah semakin memburu. Tanganku bergerak ke bawah mencari2 tali
kimono. Setelah ketemu, kubuka talinya pelan. Ketika berhasil
kulepaskan, kimono tersebut merosot jatuh ke lantai, Kumundurkan tubuhku
dan nampaklah pemandangan yang sangat indah yang sering kubayangkan
selama ini. Mbak sudah tidak memakai bra dan cd. Payudara yang selama
ini hanya ada dalam imajinasiku kini terpampang jelas di hadapanku.
Tampak puting yang kecil berwarna coklat dan merah muda pada ujungnya.
Bener-bener sesuai ama selera dan harapaku. Payudaranya kecil, mungkin
ukuran 34a. Tapi aku suka banget ama yang segitu."Eko Kenapa berhenti?",
ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku. Tanpa pikir panjang
kuhampiri Mbak Diah dan berlutut di depannya. Aku membungkuk dan
mencium lembut jari kaki sebelah kirinya sementara tangan kananku
membelai lembut betis kanan Mbak Diah. Yang kudengar saat itu hanya
lenguhan nikmat dari Mbak Diah. Kudongakkan kepalaku menatap Mbak Diah.
Mbak Diah hanya menatapku sayu dengan nafas yang memburu. Kuarahkan
perhatianku lagi ke bawah. Kuciumi lagi kaki kiri dan kanan berganti
sementara tanganku mengusap lembut betisnya. Mbak Diah terus mendesis
sampai suatu saat Mbak Diah hampir terduduk karena menahan kenikmatan
dari ciuman dan belaian di betisnya. Aku bangkit dan kusandarkan tubuh
Mbak Diah di tembok dapur dengan posisi tubuh berdiri. Aku berlutut lagi
dan kini yang menjadi sasaranku adalah pahanya. Kuciumi pelan paha
kanan Mbak Diah. Tangan kanan Mbak Diah mencengkeram tembok. Kuciumi
terus mulai dr atas lutut sampai mendekati pangkal pahanya. Tercium
aroma yang membuatku semakin mabuk asmara ketika menciumi sekitar
pangkal paha. Mbak Diah berusaha mengatupkan pahanya tapi aku menahannya
dengan kedua tangan supaya tetap terbuka. Ciumanku pindah ke paha yang
kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan
mengusap pelan dengan ujung jariku. Mbak Diah semakin mendesis tidak
karuan."Oh... Eko... Shh... sh..."Ciumanku terus naik mendekati pangkal
pahanya. Dengan gerakan sedikit menyentak kurenggangkan lagi paha Mbak
Diah.Oughhh... Mbak Diah melenguh panjang menerima perlakuanku yang
tiba2. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. Jembutnya lebat sekali
dan baunya wangi. Sambil tetap memegangi kedua lutut Mbak Diah,
kujulurkan hidungku menyapu jembutnya. Tubuh Mbak Diah bergetar menerima
sapuan hidungku. Tampak samar belahan daging dan kucoba menjilat pelan
membelah hutan jembut yang lebat itu."Ouhh... Eko...", tangannya meraih
rambuntuku dan menjambak pelan. Lidahku terus menjilat mencari-cari
daging nikmat. Kurasakan ada cairan menempel dilidahku. Gurih terasa di
muluntuku. Muluntuku pun mulai menghisap gundukan indah Mbak Diah."oh...
Sshh... Sshh... Eko... enak banget kooooo...", desah Mbak Diah. Desahan
itu membuatku semakin ganas. Kontolku sudah tegang dari tadi tapi aku
ingin bermain dengan Mbak Diah. Hisapanku di memek Mbak Diah semakin
liar. Sementara Mbak Diah meliuk-liuk menerima serangan di
memeknya."Eko.. Kamu kok pinter banget sih...", kata Mbak Diah manja.
Aku hanya tersenyum aja mendengarnya.Perlahan ciumanku naik ke perut
Mbak Diah. Tidak lama di situ aku berniat untuk langsung menyerbu
payudara Mbak Diah. Aku segera bangkit. Kupandangi sejenak payudara Mbak
Diah yang sedari tadi belum kusentuh sama sekali. Lalu kupandangi wajah
Mbak Diah, titik2 keringat bermunculan di keningnya. Kumajukan wajahku
ke arah payudara Mbak Diah, tanpa mengalihkan pandangan dari matanya.
Sampai di payudara yang sebelah kiri kukecup pelan putingnya. Mbak Diah
mendongakkan wajahnya menerima sensasi kecil di putingnya. Kukulum
puting payudara kiri Mbak Diah. Terasa hangat di dalam muluntuku. Mbak
mulai mendesis lagi."terusin kooooooo... terusin",Aku semakin gencar
mengulum puting payudara Mbak Diah. Sesekali kusedot dengan
keras."Ahh.!" Mbak Diah berteriak kecil.Aku melirik ke payudara yang
sebelah kanan. Segera kuarahkan bibirku ke puting kanan. Perlakuanku
beda kali ini. Aku menyerbu payudara kanan Mbak Diah dengan sangat liar
sementara tangan kananku memegang dengan kuat payudara yang kiri.
Menerima perlakuanku yang berubah drastis, Mbak Diah berteriak keras
dengan menggoyangkan kepalanya kiri kanan. Keliaranku itu bertahan
selama 10 menitan sementara kontolku sengaja kugesek-gesekkan ke memek
Mbak Diah.Mbak Diah terus menerus meracau. Tidak jelas apa yang
diucapkan. Aku sudah tidak tahan lagi. Segera kubalik tubuh Mbak Diah
kupaksa untuk menungging. Mbak Diah menahan tubuhnya dengan tangan di
tembok. Kuarahkan kontolku ke memek Mbak Diah. Pelan aku coba menerobos
liang memek Mbak Diah. Agak susah juga mencari posisi lubang vagini Mbak
Diah. Setelah beberapa saat akhirnya kontolku sudah berada dalam
jepitan memek Mbak Diah."Mbak..." aku menahan sebentar kontolku. Mbak
Diah melenguh panjang."ouhh...hss...koooooooooo..."aku segera menarik
kontolku pelan sampai tersisa kepalanya dalam memeknya. Lalu kutusuk
lagi dengan gerakan cepat. Mbak Diah lagi-lagi melenguh panjang.
Kulakukan berulang kali sampai 15 menit. Tanpa berganti posisi aku
percepat gerakanku. Tanganku kubiarkan bebas menggantung. Kontolku terus
kupacu di dalam memek Mbak Diah. Sampai suatu ketika tubuh Mbak Diah
mengejang hebat dan Mbak Diah melolong hebat merasakan orgasme
pertamanya. Tubuh Mbak Diah bergetar beberapa saat. Aku harus menahan
tubuhnya karena seperti mau terjatuh ke lantai. Sebenarnya aku juga
sudah hampir sampai tapi sekuat tenaga aku bertahan. Aku tidak mau
permainan ini cepat selesai.Kudiamkan sebentar kontolku di dalam memek
Mbak Diah dan membiarkan Mbak Diah mengatur napasnya, menikmati
orgasmenya.Beberapa saat kemudian, aku melanjuntukan lagi serbuanku ke
memek Mbak Diah."Oh...uh...oh...uh", suara Mbak Diah keenakan."Ko, enak
banget", tambahnya lagi. Tangan kirinya meraih tangan kiriku dan
meletakkannya di payudaranya. Sensasi di dua wilayah sensitifnya
membuatnya buk diah ga semakin ga karuan. Sodokanku di memeknya
kupercepat sementara tanganku semakin kuat di payudaranya. Akhirnya, aku
mengeluarkan senjataku yang terakhir. Tangan kananku yang bebas
kuarahkan ke lubang anusnya. Kuludahi anusnya dan kuusap keras bagian
anus Mbak Diah. Sekarang 3 bagian sensitifnya habis aku garap. Mbak Diah
semakin menikmati permainanku. Kepalanya terayun-ayun menambah
keseksiannya. Badannya terus terguncang-guncang menerima sodokan
kontolku. Aku pun mulai kacau merasakan sensasi di kontolku."Mbak, enak
banget Mbak", kataku?"heh...uh... terusin ko. Ahh..."Jariku mencoba
menerobos ke liang anus Mbak Diah. Aku tidak berani terlalu dalam. Takut
menyakiti Mbak Diah. Kontolku terus menghunjam di memek Mbak Diah.
Sampai akhirnya aku merasakan gelombang sangat kuat yang siap menerobos
keluar dari kontolku."Mbak... Aku dah mo keluar Mbak...
Mphhh..."Iiiiyyaaaa ko... mbak juga... aaayooo koooo..."Kupercepat
gerakanku. Kontolku terus menerobos memek sampai akau tidak kuat lagi
menahan gejolakku...Croot...croot...croot... Ah... Ah... Ah...Gerakan
kontolku kuhentikan di dalam memek Mbak Diah. Dan tubuh Mbak Diah pun
bergetar sangat hebat. Tangan kirinya mencengkeram tangan kiriku yang
bermain di payudaranya dengan sangat kuat."AHHH...ekooooo", teriaknya
memenuhi ruangan dapur.Kujatuhkan kepalaku ke punggung Mbak Diah.
Kutarik kontolku pelan-pelan, dan kuhunjamkan lagi ke dalam memek Mbak
Diah tapi dengan gerakan yang sangat pelan. kedua tanganku memegang
lembut payudara Mbak Diah. Nikmat banget. Sumpah nikmat banget. Kuciumi
pelan punggung Mbak Diah sementara Mbak Diah ga tahan menerima
orgasmenya.Setelah beberapa saat, aku tetap membiarkan kontolku bertahan
di dalam memek Mbak Diah. Lalu, pelan-pelan kutarik kontolku. Mbak Diah
melenguh merasakan gesekan pelan di memeknya."Mbak... Nikmat banget.
Mbak cantik sekali", bisikku pelan."Eko... Kamu hebat. Hhh...mbak nggak
ngira kamu mau ama mbak", katanya sambil membalikkan tubuhnya dan kini
duduk terkulai lemas di lantai.Aku tersenyum aja
mendengarnya."Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Eko mau ya nemenin Mbak
lagi?""Mmmmm... Siap Mbak! Apapun buat Mbak!", jawabku sambil tersenyum
manis.this is the fisrt my sex story with Tante Diah, istri bosku.
Setelah hari itu, selama empat hari aku nemenin Mbak Diah tiap malam. Ga
jadi nyesel deh, Pak Wir banyak ijinnya. Ijin terus aja Pak wirrrrr...
Setiap bosku keluar kota aku selalu menemani Mbak Diah dan memberinya
kepuasan. Demikian juga Mbak Diah memberiku pengalaman, dan sensasi sex
luar biasa kepadaku! @ pak wirata sorry ya bos saya sudah mengentot
istri sexy anda!hihihihii………
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar