Selasa, 17 Januari 2012
party @villa
Hari itu adalah hari Sabtu sebulan setelah peristiwaku di vila
bersama Pak Alex dan Deni, selama ini gw belum ke sana lagi akibat
kesibukan kuliahku. Hari Sabtu itu gw pergi ke sana untuk refreshing
seperti biasa karena Minggunya libur dan Seninnya tanggal merah. Kali
ini gw tidak sendiri tapi bersama 2 orang teman cewekku yaitu Lissa dan
Indri , kami semua adalah teman akrab di kampus, sebenarnya geng kami
ini ada 4 orang, satu lagi si Diah yang hari ini tidak bisa ikut karena
ada acara dengan keluarganya.Kami sama-sama terbuka tentang seks dan
sama-sama penggemar seks, Lissa dikaruniai tubuh tinggi semampai dengan
buah dada yang bulat montok yang membuat pikiran kotor para cowok
melayang-layang, beruntunglah mereka karena Lissa tidak sulit diajak
naik ranjang karena dia sudah ketagihan seks sejak SMP. Sedangkan Indri
mempunyai wajah yang imut dengan rambut panjang yang Indri , bodynya
pun tidak kalah dari Lissa walaupun buah dada nya lebih kecil, namun
dibalik wajah imutnya ternyata Indri termasuk cewek yang lihai
memanfaatkan cowok, sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat
materenya. Sedangkan gw sendiri sepertinya kalian sudah tahulah cewek
seperti apa gw ini dari cerita-ceritaku dulu.Baiklah, sekarang kita
kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan orgy party
atau sex party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah
dan urusan sehari-hari. Waktu itu Lissa protes karena gw tidak
memperbolehkannya mengajak teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu
juga Indri yang ikut mendukung Lissa karena pacarnya juga tidak boleh
diajak.Emangnya lu ngundang siapa aja sih Ci, masa si Silvi aja ga boleh
ikutan? kata Indri .Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah
gua kan cewek normal nih timpal Lissa.Udahlah, lu orang tenang aja,
cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh!
dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh.Gw ingin sedikit
membuat kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah
gw merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku
dan vila tetanggaku, Pak Alex dan Deni.Kemarinnya gw memang sudah
mengabari Pak Alex lewat telepon bahwa gw besok akan ke sana dengan
teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak Alex tentu
antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario
acaranya agar seru. Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak
Alex seperti biasa membukakan pintu garasi, bola matanya melihat
jelalatan pada kami terutama Lissa yang hari itu pakaiannya seksi berupa
sebuah tank top merah berdada rendah dengan rok mini. Dia kusuruh
keluar dulu sampai gw memberi syarat padanya, dia menunggunya di villa
tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si Deni. Setelah membereskan
barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu ngobrol-ngobrol dan
istirahat. Indri yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu.
Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore.Eh.. sambil nunggu
cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk ajakku pada mereka.Aku
melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan
santainya.Wei.. gila lo Ci, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo
keliatan orang gimana? tegur Indri .Iya Ci, lagian kan kalo si tua Alex
itu dateng gimana tuh sambung Lissa.Yah kalian, katanya mo party, masa
berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Alex udah gua suruh jangan
ke sini sampai kita pulang nanti bujukku sambil menarik tangan Lissa.Di
tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut
kepergok tetangga, setelah kutantang Lissa baru mulai berani melepas
satu demi satu yang melekat di tubuhnya, gw membantu Indri yang masih
agak malu mempreteli pakaiannya. Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam
tanpa memakai apapun.Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai
berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang
kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah kira-kira
gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak
lama bermain di air gw naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah,
lalu membalut tubuhku dengan kimono.Ci, sekalian ambilin kita minum yah
pinta Lissa.Gwpun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.Ok, it's the
showtime gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan
skenario ini. Gw segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Alex dan
Deni segera kesini karena pesta akan segera dimulai.Iya neng, kita
segera ke sana sahut Deni sambil menutup gagang telepon.Hanya dalam
hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Gw yang
sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka.Wah udah ga sabaran nih,
daritadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari loteng kata Pak
Alex.Pokoknya yang rambutnya dikuncir itu buat saya dulu yah neng ujar
Deni merujuk pada Indri .Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok
kataku yang penting sekarang surprise buat mereka dulu.Setelah beberapa
saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan.
Pertama-tama dimulai dari Lissa. Gw berjalan ke arah kolam membawakan
mereka dua gelas air, disana Indri sedang tiduran di kursi santai tanpa
busana, sementara Lissa masih berendam di air.Ver, lu bisa ke kamar gua
sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih pintaku padanya.Lu lap badan
dulu gih, gua tunggu di sana.Gw masuk ke dalam terlebih dahulu dan
duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik pintu itu Pak Alex dan
Deni yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku itu, kemaluan
mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus.
Tak lama kemudian Lissa memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang
masih basah.Kenapa Ci, ada perlu apa emang? tanyanya.Ngga, cuma mau
ngasih surprise dikit kok jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba
pada mereka.Sebelum Lissa sempat membalikkan badan, sepasang lengan
hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan
sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Lissa yang terkejut tentu
saja meronta-ronta, namun pemberontakan itu justru makin membakar nafsu
kedua orang itu.Pak Alex dengan gemas meremas buah dada kirinya dan
memilin-milin putingnya. Si Deni berhasil menangkap kedua pergelangan
kakinya yang menendang-nendang. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu
dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluan Lissa.Wah
jembutnya lebat juga yah, kaya si neng komentar Deni sambil menyentuhkan
lidahnya ke liang vagina Lissa, diperlakukan seperti itu Lissa cuma
bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak
Alex begitu kokoh.Hei, jangan rakus dong Tar, dia kan buat Pak Alex, tuh
jatahlu masih nunggu di luar sana kataku padanya.Mengingat kembali
sasarannya semula, Deni menurunkan kembali kaki Lissa dan bergegas
menuju ke kolam.Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan
gara-gara lu godaku.Setelah Deni keluar tinggallah kami bertiga di
kamarku. Pak Alex langsung menghempaskan dirinya bersama Lissa ke
ranjang spring bed-ku. Tak berapa lama terdengarlah jeritan Indri dari
kolam, gw melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi antara mereka.
Indri terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari
Deni. Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi
kalah cepat dari Deni, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari
belakang lalu mengangkat badannya.Jangan.. tolong! jeritnya sambil
meronta-ronta dalam gendongan Deni.Deni dengan santai membawa Indri ke
tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu dia ikutan nyebur. Dia
air Indri terus berontak saat Deni menggerayangi tubuhnya dalam
himpitannya. Sekuat apapun Indri tentu saja bukan tandingan Deni yang
sudah kesurupan itu. Perlawanan Indri mengendur setelah Deni
mendesaknya di sudut kolam, riak di kolam juga mulai berkurang. Tidak
terlalu jelas detilnya Deni menggerayangi tubuh Indri , tapi gw dapat
melihat Deni memeluk erat Indri sambil melumat bibirnya.Kutinggalkan
mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di
kamarku. Gw lalu menghampiri Pak Alex dan Lissa untuk bergabung dalam
kenikmatan ini. Sama seperti Indri , Lissa juga menjerit-jerit, namun
jeritannya juga pelan-pelan berubah menjadi erangan nikmat akibat
rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak Alex. Waktu gw menghampiri
mereka Pak Alex sedang menjilati paha mulus Lissa sambil kedua tangannya
masing-masing bergerilya pada buah dada dan kemaluan Lissa.Aduh Ci..
tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini.. ahh! kata Lissa
ditengah desahannya.Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali kali
coba produk kampung dong kataku seraya melumat bibirnya.Gw berpagutan
dengan Lissa beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Alex mulai merambat
naik hingga dia melumat dan meremas buah dada Lissa secara bergantian,
sementara tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Lissa
tertahan karena sedang berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat
merasakan nikmat yang tiada tara.Hhhmmhh.. tetek Neng Lissa ini gede
juga ya, lebih gede dari punya Neng kata Pak Alex disela
aktivitasnya.Memang sih diantara kami bereempat, buah dada Lissa
termasuk yang paling montok. Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang
pernah ML dengannya paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok
kontol mereka diantara himpitannya. Pak Alex pun tidak terkecuali, dia
dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Lissa ditelan
olehnya.Puas menetek pada Lissa, Pak Alex bersiap memasuki vagina Lissa
dengan kontolnya. Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha
Lissa dia memegang kontolnya untuk diarahkan ke liang itu.Ouch.. sakit
Ver, duh kasar banget sih babu lu Lissa meringis dan mencengkram
lenganku waktu kontol super Pak Alex mendorong-dorongkan kontolnya
dengan bernafsu.Tahan Ver, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja
kataku sambil meremasi kedua buah dada nya yang sudah basah dan merah
akibat disedot Pak Alex.Pak Alex menyodokkan kontolnya dengan keras
sehingga Lissa pun tidak bisa menahan jeritannya, Lissa kelihatan mau
menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.Pak Alex mulai
menggarap Lissa dengan genjotannya. Gw merasakan tangan Lissa menyelinap
ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh..gw mendesah merasakan
jari-jari Lissa menggerayangi kemaluanku.Gw lalu naik ke wajah Lissa
berhadapan dengan Pak Alex yang sedang menggenjotnya. Lissa langsung
menjilati kemaluanku dan Pak Alex menarik tali pinggang kimonoku
sehingga tubuhku tersingkap. Dengan terus menyodoki Lissa, dia meraih
buah dada ku yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi
lama-lama tangannya semakin keras mencengkramnya sampai gw meringis
menahan sakit. Dia juga menyorongkan kepalanya berusaha mencaplok buah
dada yang satunya. Gw yang mengerti apa maunya segera mencondongkan
badanku ke depan sehingga payudaraku pun makin membusung Indri .
Ternyata dia tidak langsung mencaplok buah dada ku, tetapi hanya
menjulurkan lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu
makin mengeras saja. Gw merasakan sensasi yang luar biasa, geli
bercampur nikmat. Sapuan-sapuan lidah Lissa pada Memek gw membuat
daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Lissa juga
mengorek-ngoreknya dengan jarinya.Gw mendesah tak karuan merasakan
jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku. Ciuman Pak Alex
merambat naik dari dadgw hingga hinggap di bibirku, kami berciuman
dengan penuh nafsu. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami
beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.Aahh.. oohh.. gua
dah mau.. Pak! erang Lissa bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan
membusur ke atas.Melihat reaksi Lissa, Pak Alex semakin memperdahsyat
sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya. Gw sendiri tidak merasa
akan segera menyusul Lissa, dibawah sana seperti mau meledak rasanya.
Dalam waktu yang hampir bersamaan gw dan Lissa mencapai klimaks, tubuh
kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke wajah Lissa.
Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Alex semakin liar.Setelah gw
ambruk ke samping, Pak Alex menindih Lissa dan mulai menciuminya,
dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Lissa,
tangannya tak henti-hentinya menggerayangi buah dada montok itu,
seolah-oleh tak ingin lepas darinya.Hhmmpphh.. sluurrpp.. cup.. cup..
demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah mereka saling membelit
dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Alex cukup pengertian
akan kondisi Lissa yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia
membiarkannya memulihkan tenaga dulu. Dan kini disambarnya tubuhku,
padahal gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku
yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga
menungging. Dia membuka lebar bibir Memek gw dan menyentuhkan kepala
kontolnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke Memek gw . Gw
mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati proses pencoblosan
itu.Permainan Pak Alex sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya
dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa
makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Gw
meraih tangannya untuk meremasi buah dada ku yang berayun-ayun.
Tiba-tiba suara desahan Lissa terdengar lagi menjari sahut menyahut
dengan desahanku. Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua dalam
waktu bersamaan, bedanya gw dikocok dengan kontol sedangkan Lissa
dikocok dengan jari-jarinya. Lissa membuka pahanya lebih lebar lagi agar
jari-jari Pak Alex bermain lebih leluasa.Aduhh.. aahh.. gila Ver.. enak
banget! ceracauku sambil merem-melek.Oohh.. terus Pak.. kocok terus
Lissa terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah
memerah saking terangsangnya.Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak.. udah mau gw
mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks.Neng Citra..
Neng Lissa.. bapak juga.. mau keluar.. eerrhh geramnya dengan
mempercepat gerakkannya.Kontol itu terasa menyodok semakin dalam bahkan
sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai
orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan
kontolnya dari Memek gw dan berdiri di ranjang. Disuruhnya Lissa
berlutut dan mengoral kontolnya yang berlumuran cairan cintaku. Lissa
berlutut mengemut kontol basah itu sambil tangan kanannya mengocok
vaginanya sendiri yang tanggung belum tuntas. Gw bangkit perlahan dan
ikut bergabung dengan Lissa menikmati kontol Pak Alex. Lissa mengemut
batangnya, gw mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati
sosis itu.Di tengah kulumannya mendadak Lissa merintih tertahan,
tubuhnya seperti menggigil, dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya
mengucur cairan bening hasil masturbasinya sendiri. Disusul beberapa
detik kemudian, Pak Alex mencabut kontolnya dari mulutku lalu mengerang
panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi
wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, kontol itu kupompa dalam
genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan
kelabakanSabar, sabar dong neng, bisa putus kont*l bapak kalo rebutan
gini katanya terbata-bata.Setelah tidak ada yang keluar lagi Lissa
menjilati sisanya di wajahku, demikian pula sebaliknya. Mereka berdua
akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Alex jatuh tepat di dada Lissa.Saat
mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan
mereka untuk melihat keadaan Indri dan Deni. Gw tiba di kolam melihat
Deni sedang menggarap tubuh mungil Indri . Di daerah dangkal Indri
dalam posisi berpegangan pada tangga kolam, Deni dari bawahnya juga
dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot kontolnya pada vagina Indri
. Kedua buah dada Indri bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya.
Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Deni yang
buruk rupa tapi bisa ngent*t dengan gadis seimut itu.Belum selesai juga
lu orang, udah berapa ronde nih? sapaku.Edan Ci.. gua sampe klimaks tiga
kali.. aahh! desah Indri tak karuan.Neng.. temennya enak banget, udah
cantik, mem*knya seret lagi komentar Deni sambil terus menggenjot.Indri
tak kuasa menahan rintihannya setiap Deni menusukkan kontolnya,
tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan kontol penjaga vila
itu pada kemaluannya. Kepala Deni menyelinap lewat ketiak sebelah
kirinya lalu mulutnya mencaplok buah dadanya. Pinggul Indri naik turun
berkali kali mengikuti gerakan Deni. Jeritannya makin menjadi-jadi
hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam orgasme,
beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di
tangga kolam. Setelah menaklukkan Indri , Deni memanggilku yang
mengelus-ngelus kemaluanku sendiri menonton adegan mereka.Sini neng,
mendingan dipuasin pake kont*l saya aja daripada ngocok sendiri .Gwpun
turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya gw dengan
pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas
bongkahan pantatku. Sementara tanganku juga turun meraih
kemaluannya.Gila nih kont*l, masih keras juga..udah keluar berapa kali
tadi? tanyaku waktu menggenggam batangnya yang masih lapar itu.Baru
sekali tadi.. abis saya masih nungguin neng sih godanya saambil
nyengir.Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya,
gw melingkarkan tangan pada lehernya agar tidak jatuh. Diletakkannya gw
pada lantai di tepi kolam, disebelah Indri yang terkapar, dia
merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang tergantung.Dia mulai
menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telinggw juga
bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa
geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpIndri melumat bibirku dengan
ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum
lidahnya. Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena
birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot. Ketika
kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Deni ikut
menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala kontolnya menyentuh
bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan
karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai
jeritan kecil ketika Deni mengehentakkan pinggulnya hingga kontolnya
tertanam semua dalam Memek gw . Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua
pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Gw
hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah
sejadi-jadinya.Kalau dibandingkan dengan Pak Alex, memang sodokan Deni
lebih mantap selain karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih
berisi daripada Pak Alex yang tinggi kurus seperti Datuk Maringgih itu.
Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong gw melihat sesuatu yang
bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku dan astaga..
ternyata si Lissa, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi
menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan
sampai buah dada nya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak
mengap-mengap atau terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang
erotis. Adegan itu ditambah serangan Deni yang makin gencar membuatku
makin tak terkontrol, pelukanku semakin erat sehingga payudaraku
tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar menepuk permukaan
air. Gw merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu dia
tentang hal ini. Deni memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga
sudah mau keluar.Susah payah gw bertahan agar bisa klimaks bersama,
setelah kurasakan ada cairan hangat menyemprot di rahimku, gwpun melepas
sesuatu yang daritadi ditahan-tahan. Perasaan itu mengalir dengan deras
di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak terasa kukuku menggores
punggungnya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas seolah mati
rasa, begitu juga Deni yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Gw
berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua buah dada ku
nampak bergerak naik turun seiring desah nafasku. Kugerakkan mataku, di
jendela Lissa dan Pak Alex sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indri
yang sudah pulih merendam dirinya di air dangkal untuk membasuh
tubuhnya.Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami
tertidur. Pesta dimulai lagi sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami
mengadakan permainan gila, ceritanya kami bertiga bermain poker dengan
taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok kedua penjaga villa
itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru milik
Lissa, filenya akan disimpan dalam komputer Lissa untuk koleksi dan
tidak akan boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami,
mengingat kasus bokep Itenas. Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Alex
dan Deni kusuruh menjauh dan kularang menyentuh siapapun sebelum ada
yang kalah, mereka menunggu hanya dengan memakai kolor, sambil
sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Gw mulai membagikan kartu dan
permainan dimulai. Suasana tegang menyelimuti kami bertiga, setelah
akhirnya Indri melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya,
dia kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju
mengeksekusi Indri .Indri sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan
mereka dengan dipegangi erat-erat dan digerayangi bagian-bagian
sensitifnya. Deni menyusupkan tangannya ke kimono Indri meraih buah
dada nya yang tak memakai apa-apa di baliknya. Pak Alex menyerang dari
bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Indri dan langsung
membenamkan kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat
itu. Perlakuan ini membuat rontaan Indri terhenti, kini dia malah
mengelus-elus kontol Deni yang menegang sambil memejamkan mata menikmati
vaginanya dijilati Pak Alex dan dadanya diremas Mulkas. Gw melihat
lidah Pak Alex menjalar jari belahan bawah hingga puncak kemaluan Indri ,
lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya. Indri tidak tahan lagi, dia
merundukkan badan untuk memasukkan kontol Deni ke mulutnya, benda itu
dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim. Event menarik itu
tidak dilewatkan Lissa dengan kamera-HP nya.Indri terengah-engah
melayani kontol super Deni, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan
sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar
untuk menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang
panas seperti aktris bokep dan Lissa sebagai juru kameranya. Pak Alex
yang baru saja melepaskan kolornya menggesek-gesekkan benda itu pada
bibir kemaluan Indri , sebagai pemanasan sebelum memasukinya. Kemulusan
tubuh Indri terpampang begitu Deni menarik lepas tali pinggang pada
kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara
dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi
menggairahkan. Pak Alex mempergencar rangsangannya dengan menciumi
batang kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya. Indri
yang sudah kesurupan setan seks itu jadi makin gila dengan perlakuan
seperti ituAhh.. awww.. Pak enak banget.. masukin aja sekarang!
rintihnya manja sambil meraih kontol Pak Alex yang masih bergesekan
dengan bibir vaginanya.Pak Alex pun mendorong kontol itu membelah kedua
belahan kemaluan Indri diiringi desahan nikmat yang memenuhi kamar ini
sampai gw dibuat merinding mendengarnya. Gw mengeluarkan buah dada
kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan tanganku, tangan yang
satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Lissa yang juga
sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri. Indri nampak sangat
liar, kemaluannya digenjot dari depan, dan Deni yang menopang tubuhnya
dari belakang meremasi kedua buah dada nya serta memencet-mencet
putingnya. Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Deni, lalu
melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Hal ini
menyebabkan Indri tambah menggelinjang dan mempercepat kocokannya pada
kontol Deni.Serangan Pak Alex pada vagina Indri semakin cepat sehingga
tubuhnya menggelinjang hebat.Aaakhh..aahh! jerit Indri dengan
melengkungkan tubuhnya ke atas.Indri telah mencapai orgasme hampir
bersamaan dengan Pak Alex yang menyemprotkan spermanya di dalam
rahimnya. Adegan ini juga direkam oleh Lissa, difokuskan terutama pada
wajah Indri yang sedang orgasme. Tanpa memberi istirahat, Deni
menaikkan Indri ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali
vagina Indri dikocok oleh kontol Deni. Walaupun masih lemas dia mulai
menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan Deni. Deni yang merasa
keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Indri menikmati
pijatan kemaluannya. Pak Alex mengistirahatkan kontolnya sambil menyusu
dari kedua buah dada Indri secara bergantian. Gw semakin dalam
mencucukkan jariku ke dalam Memek gw saking terangsangnya,
sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan
jari-jariku.Bosan dengan gaya berpangkuan, Deni berbaring telentang dan
membiarkan Indri bergoyang di atas kontolnya. Kemudian dia menyuruh
Lissa naik ke atas wajahnya agar bisa menikmati kemaluannya. Lissa yang
daritadi sudah terangsang itu segera melakukan apa yang disuruh tanpa
ragu-ragu. Seluruh wajah Deni tertutup oleh daster transparan Lissa,
namun gw masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap kemaluannya
sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju buah dada nya. Pak
Alex yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami
berguling-guling sambil berciuman penuh nafsu. Dengan tetap berciuman
Pak Alex memasukkan kontolnya ke Memek gw , cairan yang melumuri
selangkanganku melancarkan penetrasinya. Dengan kecepatan tinggi
kontolnya keluar masuk dalam Memek gw hingga gw histeris setiap benda
itu menghujam keras ke dalam. Gw cuma bisa pasrah di bawah tindihannya
membiarkan tangannya menggerayangi buah dada ku, mulutnya pun terus
menjilati leherku. Gw masih memakai kimonoku, hanya saja sudah
tersingkap kesana kemari.Gw melihat Deni masih berasyik-masyuk dengan
kedua temanku, hanya kali ini Lissa sudah bertukar posisi dengan Indri .
Sekarang mereka saling berhadapan, Lissa bergoyang naik turun diatas
kontol Deni sambil berciuman dengan Indri yang mekangkangi wajah Deni.
Indri membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya semakin mengalir,
cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Deni sampai terdengar suara
sluurrpp.. sshhrrpp..Ketika gw sedang menikmati orgasmeku yang hebat,
dia tekan sepenuhnya kontol itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar
biasa padaku dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku
menggelinjang dan berteriak tak tentu arah sampai akhirnya melemas
kembali. Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar jam 11 malam. Gw sudah
setengah sadar ketika Pak Alex menumpahkan maninya di wajahku,
tulang-tulangku serasa berantakan. Indri sudah terkapar lebih dulu
dengan tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal
pahanya yang terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang
mengalir bak mata air.Sebelum tak sadarkan diri gw masih sempat melihat
Deni menyodomi Lissa yang masih dalam gaun transparan yang sudah
berantakan, tubuh keduanya sudah mandi keringat. Karena letih dan
ngantuk gw pun segera tertidur tanpa kupedulikan jeritan histeris Lissa
maupun tubuhku yang sudah lengket oleh sperma. Besok paginya gw
terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan
gw hanya mendapati Indri yang masih terlelap di sebelah kiriku.
Kuguncang tubuh Indri untuk membangunkannya.Gimana Dah.. puas semalem?
tanyaku .Gila gua dientotin sampe kelenger, barbar banget tuh dua orang,
eh.. omong-omong pada kemana yang lain si Lissa juga ga ada?Ga tau juga
tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk.. udah
lengket gini ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering
terutama di wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di
sana.Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara
desahan, kuikuti asal suara itu yang ternyata dari kamar mandi. Kami
berdua segera menuju ke kamar mandi yang pintunya setengah terbuka itu,
kami tengok ke dalam dan melihat Lissa dan kedua penjaga villa itu.
Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana Lissa
sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi. Deni sedang
enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu,
sedangkan Pak Alex berlutut diantara paha jenjang itu sedang
menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan.
Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka
malah menyapa kami sambil terus bekerja. Gw dengan tidak terlepas dari
live show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indri
dari belakang. Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh
kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuh Indri .
Demikian juga Indri dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling
menyabuni satu sama lain.Kami saling mengelus bagian tubuh
masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai ke bawah, iseng-iseng
kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan klistorisnya.Uuhh..
Ci! dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah
dada kami saling berhimpit.Tangan Indri yang lembut juga mengelusi
punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku
pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan panas Lissa dengan kedua
pria itu membuatku makin naik. Indri mendekatkan wajahnya padaku dan
mencium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa
menit bibir kami berpagutan. Kemudian gw memutar badanku membelakangi
Indri supaya bisa lebih nyaman menonton Lissa.Gw melihat wajah horny
Lissa yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati tusukan Pak Alex
pada vaginanya, sementara Deni hampir mencapai orgasmenya, dia semakin
cepat menggesek-gesekkan kontolnya diantara gunung kembar itu, tangannya
pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya
merintih kesakitan. Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada,
leher dan mulut Lissa. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu
sambil menikmati belaian Indri pada daerah sensitifku. Dengan tangan
kanannya dia memainkan buah dada ku, putingnya dipencet dan dipilin
hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku.
Perbuatan Indri yang mengobok-obok Memek gw dengan jarinya itu hampir
membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa
nikmatnya saat itu.Gw masih menikmati jari-jari Indri bermain di Memek
gw ketika Deni yang baru menyelesaikan hajatnya dengan Lissa berjalan
ke arahku, kontolnya agak menyusut karena baru orgasme. Jantungku
berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan terjadi. Tangannya
mendarat di buah dada kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil
sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke
buah dada kananku yang langsung dikenyotnya. Gw memejamkan mata
menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda. Lalu gw
merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak masuk ke Memek gw .
Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di
Memek gw bukan lagi tangan Indri tapi kontol Deni yang sudah bangkit
lagi. Kembali gw disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi
Indri dari belakang. Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah
dengan mata merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira.Hampir satu
jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi
bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di
kompleks sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu. Setelah
makan kami kembali ke vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta.
Indri dan Lissa keluar dari kamar terlebih dulu meninggalkanku yang
masih membereskan bawaanku yang lebih banyak. Cukup lama juga gw dikamar
gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata kutaruh di
lemari meja rias. Waktu gw menuju ke garasi terdengar suara desahan dan
ya ampun.. ternyata mereka sedang bermain short time sambil
menungguku.Indri yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti
sedang menungging dengan bersandar pada moncong mobil, Pak Alex
menyodokinya dari belakang sambil memegangi buah dada nya yang tidak
terbuka. Sementara di pintu mobil, Lissa berdiri bersandar dengan baju
dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Deni yang berjongkok
di bawahnya. Celana dalamnya tidak dibuka, Deni menjilati kemaluannya
hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut
bekerja meremasi buah dada dan pantatnya.Weleh.. weleh.. masih
sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar kejebak macet
kita kataku sambil geleng-geleng kepala.Tenang neng ga usah buru-buru,
masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok tanggap Pak Alex dengan
terengah-engah.Akhirnya setelah 15 menitan Pak Alex melepas kontolnya
dan memanggilku untuk bergabung dengan Indri menjilatinya. Gw tadinya
menolak karena tak ingin make upku luntur, tapi karena didesak terus
akhirnya gw berjongkok di sebelah Indri .Tapi kalo keluar lu yang isep
ya Dah, ntar muka gua luntur kataku padanya yang hanya dijawab dengan
anggukan kepala sambil mengulum benda itu.Sesuai perjanjian tidak lama
kemudian Pak Alex menggeram dan cepat-cepat kuberikan kontol itu pada
Indri yang segera memasukkan ke mulutnya. Pria itu mendesah panjang
sambil menekan kontolnya ke mulut Indri , Indri sendiri sedang menyedot
sperma dari batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi
soalnya Indri tidak terlalu lama mengisapnya.Yuk cabut, udah ga haus
lagi kan Dah? ujar Lissa yang sudah merapikan kembali pakaiannya.Kami
naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan.
Dalam perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari
pengalaman kemarin dan membicarakan rencana untuk mengerjai si Diah
yang hari ini absent!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar