Selasa, 17 Januari 2012
main dokter-dokteran
Sebelum aku menceritakan cerita dewasa pengalaman sex pertama ini,
perkenalkan dulu pembaca namaku Rini, usia sekarang 23 tahun, aku
bekerja sebagai salah satu karyawati di BUMN besar di Jakarta. Kata
temen-temen aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut sebahu,
kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang langsing dan
seksi. Apalagi waktu masih gadis SMP aku terpilih sebagai mayoret drum
band sekolah karena kecantikanku.Aku ingin menceritakan pengalaman seks
pertamaku justru dari teman baik ayahku sendiri, pengalaman sex yang
tak kuduga ini terjadi ketika aku masih gadis SMP, baru saja akan masuk
kelas 2 SMP di Yogya, pengalaman sex gadis smp bersama pria dewasa
teman ayahnya sendiri. Teman ayah itu bernama, Om Bayu dan aku sendiri
memanggilnya Om. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Bayu,
ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Bayu wajahnya
sangat tampan, wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku, karena
memang usianya berbeda agak jauh, usia Om Bayu ketika itu sekitar 28
tahun. Selain tampan, Om Bayu memiliki tubuh yang tinggi tegap, dengan
dada yang bidang.Kejadian ini bermula ketika liburan semester, waktu itu
kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan
saudara. Karena kami dan Om Bayu cukup dekat, maka aku minta kepada
orang tuaku untuk menginap saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh dari
rumahku selama 5 hari itu. Om Bayu sudah menikah, tetapi belum punya
anak. Istrinya adalah seorang karyawan perusahaan swasta, sedangkan Om
Bayu tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dia adalah seorang makelar mobil.
Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria,
setelah istri Om Bayu pergi ke kantor. Om Bayu sendiri karena katanya
tidak ada order untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu
telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk
melewatkan waktu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti
halma, atau monopoli, karena memang Om Bayu orangnya sangat pintar
bergaul dengan siapa saja. Ketika suatu hari, setelah makan siang,
tiba-tiba Om Bayu berkata kepadaku, “Rin.. kita main dokter- dokteran
yuk.., sekalian Rini, Om periksa beneran, mumpung gratis”.Memang kata
ayah dahulu Om Bayu pernah kuliah di fakultas kedokteran, namun putus di
tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.“Ayoo..”,
sambutku dengan polos tampa curiga.Kemudian Om Bayu mengajakku ke
kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil
stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu.“Nah Rin,
kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang”.Mula-mula aku agak
ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungguh akhirnya
aku menurutinya.“Baik Om”, kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai
hendak berbaring.Namun Om Bayu bilang, “Lho.. BH-nya sekalian dibuka
dong.., biar Om gampang meriksanya”.Aku yang waktu itu masih polos,
dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku
yang masih mengkal.“Wah.., kamu memang benar-benar cantik Rin..”, kata
Om Bayu.Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku, dan aku
hanya tertunduk malu.Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya
memakai rok mini saja, Om Bayu mulai memeriksaku. Mula-mula di
tempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, lalu Om Bayu
menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Om Bayu mencopot
stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tangannya menyentuh
lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut.“Waah.. kulit kamu halus
ya, Rin.. Kamu pasti rajin merawatnya”, katanya. Aku diam saja, aku
hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Om Bayu.Kemudian usapan itu
bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Om Bayu merayap mengusap
perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan
Om Bayu benar-benar terasa lembut, dan lama- kelamaan terus terang aku
mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai- sampai bulu
tanganku merinding dibuatnya. Lalu Om Bayu menaikkan usapannya ke
pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya,
lalu mengusap buah dadaku. Ih.., baru kali ini aku merasakan yang
seperti itu, rasanya halus, lembut, dan geli, bercampur menjadi satu.
Namun tidak lama kemudian, Om Bayu menghentikan usapannya. Dan aku
kira.. yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Tom Bayu
bergerak ke arah kakiku.“Nah.., sekarang Om periksa bagian bawah yah..”,
katanya. Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku
agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku
masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Om Bayu menarik dan
meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.“Ih.., Om
kok celana dalam Rini dibuka..?”, kataku dengan gugup.“Lho.., khan mau
diperiksa.., pokoknya Rini tenang aja..”, katanya dengan suara lembut
sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu penuh dengan
maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat
apa-apa.Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, dia duduk
bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap vaginaku yang
masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis.
Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di
atas pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut
sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba- raba
pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hii.., aku jadi merinding
rasanya.“Ooomm..”, suaraku lirih.“Tenang sayang.., pokoknya nanti kamu
merasa nikmat..”, katanya sambil tersenyum.Om Bayu lalu mengelus- elus
selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya.Kemudian,
dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir
vaginaku dari bawah ke atas.“aahh.., Ooomm..”, jeritku lirih.“Ssstt..,
hmm.., nikmat.., kan..?”, katanya.Mana mampu aku menjawab, malahan Om
Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu
saja ini membuatku makin tidak karuan, aku menggelinjang- gelinjang,
menggeliat- geliat ke sana-ke mari.“Ssstthh.., aahh.., Ooomm.., aahh..”,
eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku
bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya sudah basah sekali karena
aku memang benar-benar sangat terangsang sekali.Setelah Om Bayu merasa
puas dengan permainan jarinya, dia menghentikan sejenak permainannya
itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku, aku yang belum
berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang antara sadar dan tidak
sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenarnya
sedang terjadi. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati
bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan
basah. Namun Om Bayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku
sambil memainkan lidahnya, Hii.., rasanya jadi makin geli.., apalagi
ketika lidah Om Bayu memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa,
secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Om Bayu
saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat
kegelian.Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya.
Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah
pasrah. Dan eh.., gila.., tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om
Bayu tengkurap di antara kedua kakiku yang otomatis terkangkang,
kepalanya berada tepat di atas kemaluanku dan Om Bayu dengan cepat
menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya dan
diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti
menjepit kepala Om Bayu. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak,
akan tetapi kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa
sungkan- sungkan lagi Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku. “aa..,
Ooomm..!”, aku menjerit, walaupun lidah Om Bayu terasa lembut, namun
jilatannua itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh
tubuhku, namun Om Bayu yang telah berpengalaman itu, justru menjilati
habis- habisan bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku,
dan menari-nari di dalam vaginaku. Lidah Om Bayu mengait-ngait ke
sana-ke mari menjilat- jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku
makin menjadi-jadi, badanku menggeliat- geliat dan terhentak- hentak,
sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari kemaluanku.
Akan tetapi usahaku itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya
dengan ganas. Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak karuan.“aahh..,
Ooomm.., jaangan.., jaanggann.., teerruskaan.., ituu.., aa.., aaku..,
nndaak.., maauu.., geellii.., stoopp.., tahaann.., aahh!”.Aku
menggelinjang- gelinjang seperti kesurupan, menggeliat ke sana-ke mari
antara mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli,
bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh
badanku. Om Bayu dengan kuat memeluk kedua pahaku di antara pipinya,
sehingga walaupun aku menggeliat ke sana-ke mari, namun Om Bayu tetap
mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan- jilatan Om Bayu benar- benar
membuatku bagaikan orang lupa daratan, vaginaku sudah benar-benar banjir
dibuatnya, hal ini membuat Om Bayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma
menjilat- jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan
lendir vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di
vaginaku sangat kuat, membuatku jadi samakin kelonjotan. Kemudian Om
Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir
vaginaku, lalu di sorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa
maksud Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia menjulurkan
lidahnya, lalu dijilatnya clitorisku.“aahh..”, tentu saja aku menjerit
keras sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian
yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku
sampai menggangkat pantatku. Om Bayu malah menekan pahaku ke bawah,
sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati clitorisku
sambil dihisap- hisapnya.“aa.., Ooomm.., aauuhh.., aahh!”, jeritku
semakin menggila. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat,
yang ingin keluar dari dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak
kuat menahannya, namun Om Bayu yang sepertinya sudah tahu, malahan
menyedot clitorisku dengan kuatnya.“Ooomm.., aa!”, tubuhku terasa
tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit
dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu
tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak
sekali, dan tampaknya Om Bayu tidak menyia-nyiakannya disedotnya
vaginaku, dihisapnya seluruh cairan vaginaku. Tulang- tulangku terasa
luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku tergolek lemas.Om
Bayu kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru
pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga,
sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om
Bayu. Mula-mula Om Bayu membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut
kamar, kemudian secara cepat dia melepaskan celana panjangnya, sehingga
sekarang dia hanya memakai CD saja. Aku agak ngeri juga melihat
badannya yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika
tatapan mataku secara tak sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut
melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh CD- nya, mecuat ke
depan. Kedua tangan Om Bayu mulai menarik CD-nya ke bawah secara
perlahan- lahan, sambil matanya terus menatapku.Pada waktu badannya
membungkuk untuk mengeluarkan CD-nya dari kedua kakinya, aku belum
melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Bayu berdiri tegak, darahku
mendadak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi pucat karena
terkejut melihat benda yang berada di antara kedua paha atas Om Bayu.
Benda tersebut bulat panjang dan besar dengan bagian ujungnya yang
membesar bulat berbentuk topi baja tentara. Benda bulat panjang tersebut
berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang lebih 20 cm
dengan lingkaran sebesar 6 cm bagian batangnya dilingkarin urat yang
menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan
warna merah kehitam- hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya
berlubang di mana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang
disebut kemaluan laki-laki, tampaknya menyeramkan. Aku menjadi ngeri,
sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan Om Bayu terhadapku dengan
kemaluannya itu.Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu hanya
tersenyum-senyum saja dan tangan kirinya memegang batang kemaluannya,
sedangkan tangan kanannya mengelus-elus bagian kepala kemaluannya yang
kelihatan makin mengkilap saja. Om Bayu kemudian berjalan mendekat ke
arahku yang masih telentang lemas di atas tempat tidur. Kemudian Om
Bayu menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan
pantatku berada tepat di tepi tempat tidur. Kedua kakiku
dipentangkannya, sehingga kedua pahaku sekarang terbuka lebar. Aku tidak
bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih terasa lemas. Mataku hanya
bisa mengikuti apa yan sedang dilakukan oleh Om Bayu. Kemudian dia
mendekat dan berdiri tepat diantara kedua pahaku yang sudah terbuka
lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku, kemaluannya
tepat berhadapan dengan kemaluanku yang telah terpentang itu. Tangan
kirinya memegang pinggulku dan tangan kanannya memegang batang
kemaluannya. Kemudian Om Bayu menempatkan kepala kemaluannya pada bibir
kemaluanku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala
kemaluannya yang besar itu mulai digosok-gosokannya sepanjang bibir
kemaluanku, sambil ditekannya perlahan- lahan. Suatu perasaan aneh mulai
menjalar ke kesuluruhan tubuhku, badanku terasa panas dan kemaluanku
terasa mulai mengembung, aku agak menggeliat-geliat kegelian atas
perbuatan Om Bayu itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat Om Bayu
makin terangsang. Dengan mesra Om Bayu memelukku, lalu mengecup
bibirku.“Gimana Rin.., nikmat khan..?”, bisik Om Bayu mesra di
telingaku, namun aku sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-
satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tidak
berdaya diperlakukan begini oleh Om Bayu dan tidak pernah kusangka,
karena sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.Selanjutnya tangan Om
Bayu yang satu merangkul pundakku dan yang satu di bawah memegang
penisnya sambil digosok-gosokkan ke bibir kemaluanku, hal ini makin
membuatku menjadi lemas ketika merasakan kemaluan yang besar menyentuh
bibir kemaluanku, aku merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan
Om Bayu, di samping pula ada perasaan bingung yang melanda pikiranku.
Kemaluan Om Bayu yang besar itu sudah amat keras dan kakiku makin
direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah satu dari pahaku diangkat
sedikit ke atas. Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah tanpa bisa
berbuat apa-apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam lubang
kemaluanku dan dengan sisa tenaga yang ada aku mencoba mendorong badan
Om Bayu untuk menahan masuknya kemaluannya itu, tapi Om Bayu bilang
tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan saja. Saya membiarkan
kemaluannya itu ditempelkan di bibir kemaluanku. Tapi selang tak lama
kemudian perlahan- lahan kemaluannya itu ditekan-tekan ke dalam lubang
vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir dan lubang
vaginaku. Kemaluanku menjadi sangat basah, dengan sekali dorong kepala
penis Om Bayu ini masuk ke dalam lubang vaginaku, gerakan ini membuatku
terkejut karena tidak menyangka Om Bayu akan memasukan penisnya ke
dalam kemaluanku seperti apa yang dikatakan olehnya. Sodokkan penis Om
Bayu ini membuat kemaluanku terasa mengembang dan sedikit sakit, seluruh
kepala penis Om Bayu sudah berada di dalam lubang kemaluanku dan
selanjutnya Om Bayu mulai menggerakkan kepala penisnya masuk dan keluar
dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi, perasaan nikmat mulai
menjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat
kemaluanku serasa penuh dan besar, tampa sadar dari mulutku keluar
suara, “Ssshh.., sshh.., aahh. oohh.., Ooomm.., Ooomm.., eennaak..,
eennaak! Aku mulai terlena saking nikmatnya dan pada saat itu, tiba-tiba
Om Bayu mendorong penisnya dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya
menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput daraku dan akupun
menjerit karena terasa sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om
Bayu yang terasa membelah kemaluanku.“aadduuhh.., saakkiitt.., Ooomm..,
sttoopp.., sttoopp.., jaangaan.., diterusin”, aku meratap dan kedua
tanganku mencoba mendorong badan Om Bayu, tapi sia- sia saja. Om Bayu
mencium bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus buah dadaku untuk
menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya yang lain menahan bahuku
sehingga aku tidak dapat berkutik. Badanku hanya bisa menggeliat-geliat
dan pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur untuk menghindari
tekanan penis Om Bayu ke dalam liang vaginaku, tapi karena tangan Om
Bayu menahan pundakku, maka aku tidak dapat menghindari masuknya penis
Om Bayu lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit masih terasa olehku
dan Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak sama sekali
untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.“Om..,
kenapa dimasukkan semua, kan.., janjinya hanya digosok-gosok saja?”,
kataku dengan memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa hanya senyum-
senyum saja.Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu, terasa besar dan
mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku.
Serasa sampai ke perutku karena panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu
saya mulai tenang, Om Bayu kemudian mulai memainkan pinggulnya maju
mundur sehingga penisnya memompa kemaluanku. Badanku tersentak-sentak
dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suara,
“Ssshh.., sshh.., oohh.., oohh”, dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda
keseluruhan tubuhku, bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku, sesaat
kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah
tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku, seluruh tubuhku
diliputi sensasi yang siap meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan
puting susuku menegang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku
terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam
sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat, tubuhku
bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku
mengalami orgasme yang dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari
vaginaku, menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa
detik terasa tubuhku melayang- layang dan tak lama kemudian terasa
terhempas lemas tak bedaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan
kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di
lantai.Melihat keadaanku Om Bayu makin terangsang, sehingga dengan
ganasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga
seluruh batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa
menggeliat lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa
clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar
dan berurat itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan.
Hampir sejam lamanya Om Bayu mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat
itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme dan setiap itu terjadi,
selama 1 menit aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap
kuat penis Om Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik
dengan sedikit tertahan, “Ooohh.., Riinn.., Riinn.., aakkuu.., maau..,
keluar!, Ooohh.., aahh.., hhmm.., oouuhh!”. Tiba-tiba Om Bayu bangkit
dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian, “Ccret..,
crett.., crett”, spermanya berloncatan dan tumpah tepat di atas perutku.
Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya
seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa.“aahh..”, Om Bayu
mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega. Dibersihkannya sperma
yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur
napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan
tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian
disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.“Terima kasih,
sayang..”, bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat
lemas terlelap di pelukan Om Bayu. Setelah kejadian itu, pada mulanya
aku benar-benar merasa gamang, perasaan- perasan aneh berkecamuk dalam
diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu
telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah
beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi, memang
kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah
aku mampir ke rumah Om Bayu, tentu saja aku malu mengatakannya, aku
hanya pura-pura ngobrol ke sana-ke mari, sampai akhirnya Om Bayu
menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku
menjawabnya dengan mengangguk malu-malu. Begitulah kisah pengalamanku,
ketika pertamakalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar