memang sebenarnya cerita panas ini termasuk ga
lazim, namun cerita seks semacam ini seru banget lo, karena awalnya
hanya gurauan sekarang menjadi kisah panas yang sangat menarik, mungkin
bagi anda para suami yang menginginkan hal panas maksudnya dalam seks
bisa mencoba hal ini. Cerita tersebut berawal dari istriku saat akan
tidur, yang mengatakan bahwa evi tetangga depan rumah aq ternyata
mempunyai suami yang impoten, aq agak terkejut tidak menyangka sama
sekali, karna dilihat dari postur suaminya yang tinggi tegap rasanya tdk
mungkin, memang yg aku tau mereka telah berumah tangga sekitar 5 tahun
tapi blm dikaruniai seorang anakpun.
“bener pah, td evi cerita sendiri sm mama” kata istriku seolah menjawab keraguanku,
“wah, kasian banget ya mah, jadi dia gak bisa mencapai kepuasan dong mah?” pancingku
“iya” sahut istriku singkat
pikiran
aku kembali menerawang ke sosok yg diceritakan istriku, tetangga depan
rumahku yang menurutku sangat cantik dan seksi, aku suka melihatnya kala
pagi dia sedang berolahraga di depan rumahku yang tentunya di dpn
rumahku jg, kebetulan tempat tinggal aku berada di cluster yang cukup
elite, sehingga tidak ada pagar disetiap rumah, dan jalanan bisa
dijadikan tempat olahraga, aku perkirakan tingginya 170an dan berat
mungkin 60an, tinggi dan berisi, kadang saat dia olahraga pagi aku
sering mencuri pandang pahanya yang putih dan mulus karena hanya
mengenakan celana pendek, pinggulnya yg besar sungguh kontras dengan
pinggangnya yang ramping, dan yang sering bikin aku pusing adalah dia
selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehingga saat dia mengangkat tangan
aku dapat melihat tonjolan buah dadanya yg keliatannya begitu padat
bergotang mengikuti gerakan tubuhnya.
Satu hal lagi yang membuat
aku betah memandangnya adalah bulu ketiaknya yang lebat, ya lebat
sekali, aku sendiri tidak mengerti kenapa dia tidak mencukur bulu
ketiaknya, tapi jujur aja aku justru paling bernafsu saat melihat bulu
ketiaknya yang hitam, kontras dengan tonjoilan buah dadanya yg sangat
putih mulus. tapi ya aku hanya bisa memandang saja karna bagaimanapun
juga dia adalah tetanggaku dan suaminya adalah teman aku. namun cerita
istriku yang mengatakan suaminya impoten jelas membuat aku menghayal gak
karuan, dan entah ide dari mana, aku langsung bicara ke istriku yang
keliatannya sudah mulai pulas.
“mah” panggilku pelan
“hem” istriku hanya menggunam saja
“gimana kalau kita kerjain evi”
“hah?” istriku terkejut dan membuka matanya
“maksud papa?”
Aku agak ragu juga menyampaikannya, tapi karna udah terlanjur juga akhirnya aku ungkapkan juga ke istriku,
“ya, kita kerjain evi, sampai dia gak tahan menahan nafsunya”
“buat apa? dan gimana caranya?” uber istriku
lalu
aku uraikan cara2 memancing birahi evi, bisa dengan seolah2 gak sengaja
melihat, nbaik melihat senjata aku atau saat kamu ml, istriku agak
terkejut juga
apalagi setelah aku uraikan tujuan akhirnya aku menikmati tubuh evi, dia marah dan tersinggung
“papa
sudah gila ya, mentang2 mama sudah gak menarik lagi!” ambek istriku
tapi untunglah setelah aku beri penjelasan bahwa aku hanya sekedar fun
aja dan aku hanya mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengiyakan
rencanaku, istriku mulai melunak dan akhirnya kata2 yang aku tunggu dari
mulutnya terucap.
“oke deh pah, kayanya sih seru juga, tapi inget jangan sampai kecantol, dan jangan ngurangin jatah mama” ancam istriku.
aku
seneng banget dengernya, aku langsung cium kening istriku. “so pasti
dong mah, lagian selama ini kan mama sendiri yang gak mau tiap hari”
sahutku.
“kan lumayan buat ngisi hari kosong saat mama gak mau
main” kataku bercanda istriku hanya terdiam cemberut manja.. mungkin
juga membenarkan libidoku yang terlalu tinggi dan libidonya yang
cenderung rendah.
keesokan paginya, kebetulan hari Sabtu , hari
libur kerja, setelah kompromi dgn istriku, kami menjalankan rencana
satu, pukul 5.30 pagi istriku keluar berolahraga dan tentunya bertemu
dengan evi, aku mengintip mereka dari jendela atas rumah aku dengan
deg2an, setelah aku melihat mereka ngobrol serius, aku mulai menjalankan
aksiku, aku yakin istriku sedang membicarakan bahwa aku bernafsu tinggi
dan kadang tidak sanggup melayani, dan sesuai skenario aku harus
berjalan di jendela sehingga mereka melihat aku dalam keadaan telanjang
dengan senjata tegang, dan tidak sulit buatku karena sedari tadi melihat
evi berolahraga saja senjataku sudah menegang kaku, aku buka celana
pendekku hingga telanjang, senjataku berdiri menunjuk langit2, lalu aku
berjalan melewati jendela sambil menyampirkan handuk di pundakku seolah2
mau mandi, aku yakin mereka melihat dengan jelas karena suasana pagi
yang blm begitu terang kontras dengan keadaan kamarku yang terang
benderang. tapi untuk memastikannya aku balik kembali berpura2 ada yang
tertinggal dan lewat sekali lagi, sesampai dikamar mandiku, aku segera
menyiram kepalaku yang panas akibat birahiku yang naik, hemm segarnya,
ternyata siraman air dingin dapat menetralkan otakku yg panas.
Setelah
mandi aku duduk diteras berteman secangkir kopi dan koran, aku melihat
mereka berdua masih mengobrol. Aku mengangguk ke evi yg kebetulan
melihat aku sbg pertanda menyapa, aku melihat roma merah diwajahnya,
entah apa yg dibicarakan istriku saat itu. Masih dengan peluh bercucuran
istriku yg masih keliatan seksi jg memberikan jari jempolnya ke aku
yang sedang asik baca koran, pasti pertanda bagus pikirku, aku segera
menyusul istriku dan menanyakannya
“gimana mah?” kejarku
istriku cuma mesem aja,
” kok jadi papa yg nafsu sih” candanya
aku
setengah malu juga, akhirnya istriku cerita juga, katanya wajah evi
keliatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebihan, apalagi pas
melihat aku lewat dengan senjata tegang di jendela, roman mukanya
berubah.
“sepertinya evi sangat bernafsu pah” kata istriku.
“malah dia bilang mama beruntung punya suami kaya papa, tidak seperti dia yang cuma dipuaskan oleh jari2 suaminya aja”
“oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begitu,
“trus, selanjutnya gimana mah? ” pancing aku
“yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
aku terdiam dengan seribu khayalan indah,
“ok deh, kita mikir dulu ya mah”
aku
kembali melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk
aku melihat suami evi berangkat kerja dengan mobilnya dan sempat
menyapaku
“pak, lagi santai nih, yuk berangkat pak” sapanya akrab
aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaian tangan.
“pucuk
dicinta ulam tiba” pikirku, ini adalah kesempatan besar, evi di rumah
sendiri, tapi gimana caranya? aku memutar otak, konsentrasiku tidak pada
koran tapi mencari cara untuk memancing gairah evi dan menyetubuhinya,
tapi gimana? gimana? gimana?
sedang asiknya mikir, tau2 orang yang aku khayalin ada di dpn mataku,
“wah, lagi nyantai nih pak, mbak yeni ada pak?” sapanya sambil menyebut nama istriku
“eh mbak evi, ada di dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup
evi melangkah memasuki rumahku, aku cuma memperhatikan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggilku untuk meremasnya.
aku
kembali hanyut dengan pikiranku, tapi keberadaan evi di rumahku jelas
membuat aku segera beranjak dari teras dan masuk ke rumah juga, aku
ingin melihat mereka, ternyata mereka sedang asik ngobrol di ruang tamu,
obrolan mereka mendadak terhenti setelah aku masuk,
“hayo, pagi2 sudah ngegosip! pasti lagi ngobrolin yg seru2 nih” candaku
mereka berdua hanya tersenyum.
aku
segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku, aku menatap langit2
kamar, dan akhirnya mataku tertuju pada jendela kamar yang hordengnya
terbuka, tentunya mereka bisa melihat aku pikirku, karena di kamar
posisinya lebih terang dari diruang tamu, tentunya mereka bisa melihat
aku, meskipun aku tidak bisa melihat mereka mengobrol?
reflek aku
bangkit dari tempat tidur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkirakan
mereka dapat melihat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulai mengocok
senjataku, ehmm sungguh nikmat, aku bayangkan evi sedang melihatku
ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku.
tapi tiba2 saja pintu kamarku terbuka, istriku masuk dan langsung menutup kembali pintu kamar.
“pa, apa2an sih pagi2 udah ngocok, dari ruang tamu kan kelihatan” semprot istriku
“hah?, masa iya? tanyaku pura2 bego.
“evi sampai malu dan pulang tuh” cerocosnya lagi, aku hanya terdiam,
mendengar evi pulang mendadak gairahku jadi drop, aku kenakan kembali celanaku.
sampai
siang aku sama sekali belum menemukan cara untuk memancingnya, sampai
istriku pergi mau arisan aku cuma rebahan di kamar memikirkan cara untuk
menikmati tubuh evi,
” pasti lagi mikirin evi nih, bengong terus, awas ya bertindak sendiri tanpa mama” ancam istriku “mama mau arisan dulu sebentar”
aku cuma mengangguk aja,
5
menit setelah istriku pergi, aku terbangun karna di dpn rumah terdengar
suara gaduh, aku keluar dan melihat anakku yg laki bersama teman2nya
ada di teras rumah evi dengan wajah ketakutan, aku segera
menghampirinya, dan ternyata bola yang dimainkan anakku dan teman2nya
mengenai lampu taman rumah evi hingga pecah, aku segera minta maaf ke
evi dan berjanji akan menggantinya, anakku dan teman2nya kusuruh bermain
di lapangan yg agak jauh dari rumah.
“mbak evi, aku pamit dulu ya, mau beli lampu buat gantiin” pamitku
“eh
gak usah pak, biar aja, namanya juga anak2, lagian aku ada lampu
bekasnya yg dari developer di gudang, kalau gak keberatan nanti tolong
dipasang yang bekasnya aja” aku lihat memang lampu yang pecah sudah
bukan standar dr developer, tapi otakku jd panas melihat cara bicaranya
dengan senyumnya dan membuat aku horny sendiri.
“kalau gitu mbak tolong ambil lampunya, nanti aku pasang” kataku
“wah aku gak sampe pak, tolong diambilin didalam” senyumnya.
kesempatan
datang tanpa direncanakan, aku mengangguk mengikuti langkahnya, lalu
evi menunjukan gudang diatas kamar mandinya, ternyata dia memanfaatkan
ruang kosong diatas kamar mandinya untuk gudang.
“wah tinggi mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku
“gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku.
Evi
berjalan ke dapur mengambil bangku, lambaian pinggulnya yang bulat
seolah memanggilku untuk segera menikmatinya, meskipun tertutup rapat,
namun aku bisa membayangkan kenikmatan di dalam dasternya.
lamunanku
terputus setelah evi menaruh bangku tepat didepanku, aku segera naik,
tapi ternyata tanganku masih tak sampai meraih handle pintu gudang,
“gak sampe mba” kataku
aku lihat evi agak kebingungan,
“dulu naruhnya gimana mbak? ” tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
“kalau gitu aku pinjem tangga dulu ya mba sama tetangga”
aku
segera keluar mencari pinjaman tangga, tapi aku sudah merencanakan hal
gila, setelah dapat pinjaman tangga aluminium, aku ke rumah dulu, aku
lepaskan celana dalamku, hingga aku hanya mengenakan celana pendek
berbahan kaos, aku kembali ke rumah evi dgn membawa tangga, akhirnya aku
berhasil mengambil lampunya. dan langsung memasangnya, tapi ternyata
dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebih besar, aku kembali ke
dalam rumah dan mencari dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2
semua tetapi tidak ketemu jg, aku turun dan memanggil evi, namun aku
sama sekali tak melihatnya atau sahutannya saat kupanggil, “pasti ada
dikamar: pikirku “wah bisa gagal rencanaku memancingnya jika evi dikamar
terus”
aku segera menuju kamarnya, namun sebelum mengetuknya niat isengku timbul, aku coba mengintip dari lubang kunci dan ternyata….
Aku
dapat pemandangan bagus, aku lihat evi sedang telanjang bulat di atas
tempat tidurnya, jari2nya meremas buah dadanya sendiri, sedangkan tangan
yang satunya menggesek2 klitorisnya, aku gemetar menahan nafsu,
senjataku langsung membesar dan mengeras, andai saja tangan aku yang
meremas buah dadanya… sedang asik2nya mengkhayal tiba2 evi berabjak dari
tempat tidurnya dan mengenakan pakaian kembali, mungkin dia inget ada
tamu, aku segera lari dan pura2 mencari kegudang, senjataku yang masih
tegang aku biarkan menonjol jelas di celana pendekku yang tanpa cd.
“loh, nyari apalgi pak?” aku lihat muka evi memerah, ia pasti melihat tonjolan besar di celanaku
“ini
mbak, dudukannya lain dengan lampu yang pecah” aku turun dari tangga
dan menunjukan kepadanya, aku pura2 tidak tahu keadaan celanaku, evi
tampak sedikit resah saat bicara.
“jadi gimana ya pak? mesti beli
baru dong” suara evi terdengar serak, mungkin ia menahan nafsu melihat
senjataku dibalik celana pendekku, apalagi dia tadi sedang masturbasi.
Aku
pura2 berfikir, padahal dalam hati aku bersorak karena sudah 60% evi
aku kuasai, tapi bener sih aku lagi mikir, tapi mikir gimana cara supaya
masuk dalam kamarnya dan menikmati tubuhnya yang begitu sempurna??
“kayanya
dulu ada pak. coba aku yang cari” suara evi mengagetkan lamunanku, lalu
ia menaiki tangga, dan sepertinya evi sengaja memancingku, aku dibawah
jelas melihat paha gempalnya yang putih mulus tak bercela, dan ternyata
evi sama sekali tidak mengenakan celana dalam, tapi sepertinya evi cuek
aja, semakin lama diatas aku semakin tak tahan, senjataku sudah basah
oleh pelumas pertanda siap melaksanakan tugasnya.
Setelah
beberapa menit mencari dan tidak ada juga, evi turun dari tangga, tapi
naas buat dia ( Atau malah sengaja : ia tergelincir dari anak tangga
pertama, tidak tinggi tapi lumayan membuatbya hilang keseimbangan, aku
reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya dari belakang, hemmm sungguh
nikmat sekali, meskipun masih terhalang celana dalam ku dan dasternya
tapi senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evi, dan aku yakin evi
pun merasakan denyutan hangat dipantatnya, “makasih pak” evi tersipu
malu dan akupun berkata maaf berbarengan dgn ucapan makasihnya
“gak
papa kok, tapi kok tadi seperti ada yg ngeganjel dipantatku ya”?”
sepertinya evi mulai berani, akupun membalasnya dgn gurauan,
“oh itu pertanda senjata siap melaksanakan tugas”
“tugas apa nih?” evi semakin terpancing
aku pun sudah lupa janji dgn istriku yang ga boleh bertindak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dikuasai nafsu.
“tugas ini mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam pelukanku
aku
langsung melumat bibirnya dengan nafsu ternyata evipun dengan buas
melumat bibirku juga, mungkin iapun menunggu keberanianku, ciuman kami
panas membara, lidah kami saling melilit seperti ular, tangan evi
langsung meremas senjataku, mungkin baru ini dia melihat senjata yang
tegang sehingga evi begitu liar meremasnya, aku balas meremas buah
dadanya yang negitu kenyal, meskipun dari luar ali bisa pastiin bahwa
evi tidak mengenakn bra, putingnya langsung mencuat, aku pilin pelan
putingnya, tanganku yang satu meremas bongkahan pantatnya yang mulus,
cumbuan kami semakin panas bergelora
tapi tiba2
“sebentar
mas!” evi berlari ke depan ternyata ia mengunci pintu depan, aku cuma
melongo dipanggil dengan mas yang menunjukan keakraban
“sini mas!” ia memanggilku masuk kekamarnya
aku
segera berlari kecil menuju kamarnya, evi langsung melepas dasternya,
dia bugil tanpa sehelai benangpun di depan mataku. sungguh keindahan
yang benar2 luar biasa, aku terpana sejenak melihat putih mulusnya badan
evi. bulu kemaluannya yang lebat menghitam kontras dengan kulitnya yg
bersih. lekuk pinggangnya sungguh indah.
tapi hanya sekejab saja
aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku
yang dari tadi mengeras menunjuk keatas, tapi ternyata aku kalah buas
dengan evi. dia langsung berjongkok di depanku yang masih berdiri dan
melumat senjataku dengan rakusnya.
Lidahnya yang lembut terasa
hangat menggelitik penisku, mataku terpejam menikmati cumbuannya,
sungguh benar2 liar, mungkin karna evi selama ini tidak pernah melihat
senjata yang kaku dan keras, kadang ia mengocoknya dengan cepat, aliran
kenikmatan menjalari seluruh tubuhku, aku segera menariknya keatas, lalu
mencium bibirnya, nafasnya yang terasa wangi memompa semangatku untuk
terus melumat bibirnya, aku dorong tubuhnya yang aduhai ke ranjangnya,
aku mulai mengeluarkan jurusku, lidahku kini mejalari lehernya yang
jenjang dan putih, tanganku aktif meremas2 buah dadanya lembut,
putingnya yang masih kecil dan agak memerah aku pillin2, kini dari
mataku hanya berjarak sekian cm ke bulu ketiaknya yang begitu lebat, aku
hirup aromanya yang khas, sungguh wangi. lidahku mulai menjalar ke
ketiak dan melingkari buah dadanya yang benar2 kenyal.
Dan saat
lidahku yang hangat melumat putingnya evi semakin mendesah tak karuan,
rambutku habis dijambaknya, kepalaku terus ditekan ke buah dadanya. aku
semakin semangat, tidak ada sejengkal tubuh evi yang luput dari sapuan
lidahku, bahkan pinggul pantat dan pahanya juga, apalagi saat lidahku
sampai di kemaluannya yang berbulu lebat, setelah bersusah payah
meminggirkan bulunya yang lebat, lidahku sampai juga ke klitorisnya,
kemaluannya sudah basah, aku lumat klitnya dengan lembut, evi semakin
hanyut, tangannya meremas sprey pertanda menahan nikmat yang aku
berikan, lidahku kini masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakin
asik dengan aroma kewanitaan evi yang begitu wangi dan menambah
birahiku.
Tapi sedang asik2nya aku mencumbu vaginanya, evi tiba2
bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu dengan sekali sentakan
pantatnya yang bulat dan mulus langsung berada diatas perutku, tangannya
langsung menuntun senjataku, lalu perlahan pantatnya turun, kepala
kemaluanku mulai menyeruak masuk kedalam kemaluannya yang basah, namun
meskipun basah aku merasakan jepitan kemaluannya sangat ketat. mungkin
karna selama ini hanya jari saja yang masuk kedalam vaginanya, centi
demi centi senjataku memasuki vaginanya berbarengan dengan pantat evi
yang turun, sampai akhirnya aku merasakan seluruh batang senjataku
tertanam dalam vaginanya, sungguh pengalaman indah, aku merasakan nikmat
yang luar biasa dengan ketatnya vaginanya meremas otot2 senjataku, evi
terdiam sejenak menikmati penuhnya senjataku dalam kemaluannya, tapi tak
lama.
Pantatnya yang bahenl dan mulus nulaik bergoyang,
kadang ke depan ke belakang, kadang keatas ke bawah, peluh sudah
bercucuran di tubuh kami, tanganku tidak tinggal diam memberikan
rangsangan pada dua buah dadanya yang besar, dan goyangan pinggul evi
semakin lama semakin cepat dan tak beraturan, senjataku seperti diurut
dengan lembut, aku mencoba menahan ejakulasiku sekuat mungkin, dan tak
lama berselang, aku merasakan denyutan2 vagina evi di batang senjataku
semakin menguat dan akhirnya evi berteriak keras melepas orgasmenya,
giginya menancap keras dibahuku…
evi orgasme, aku merasakan hangat
di batang senjataku, akhirnya tubuhnya yang sintal terlungkup diatas
tubuhku, senjataku masih terbenam didalam kemaluannya,aku biarkan dia
sejenak menikmati sisa2 orgasmenya setelah beberapa menit aku berbisik
ditelinganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nih” evi tersenyum
dan bangkit dari atas tubuhku, ia duduk dipinggir ranjang, “makasih ya
mas, baru kali ini aku mengalami orgasme yang luar biasa” ia kembali
melumat bibirku.aku yang masih terlentang menerima cumbuan evi yang
semakin liar, benar2 liar, seluruh tubuhku dijilatin dengan rakusnya,
bahkan lidahnya yang nakal menyedot dan menjilat putingku, sungguh
nikmat, aliran daraku seperti mengalir dengan cepat, akhirnya aku ambil
kendali, dengan gaya konvensional aku kemabli memasukkan senjataku dalam
kemaluannya, sudah agak mudah tapi tetap masih ketat menjepit
senjataku, pantatku bergerak turun naik, sambil lidahku mengisap buah
dadanya bergantian, aku liat wajah evi yang cantik memerah pertanda
birahinya kembali naik, aku atur tempo permainan, aku ingin sebisa
mungkin memberikan kepuasan lebih kepadanya, entah sudah berapa gaya
yang aku lakukan, dan entah sudah berapa kali evi orgasme, aku tdk
menghitungnya, aku hanya inget terakhir aku oake gaya doggy yang benar2
luar biasa, pantatnya yang besar memberikan sensasi tersendiri saat aku
menggerakkan senjataku keluar masuk. dan memang aku benar2 tak sanggup
lagi menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkin, pantat evi
yang kenyal bergoyang seirama dengan hentakanku,tapi aku masih ingat
satu kesadaran “mbak diluar atau didalam?” tanyaku parau terbawa nafsu
sambil terus memompa senjataku
Evipun menjawab dengan serak akibat nafsunya ” Didalam aja mas, aku lagi gak subur”
dan
tak perlu waktu lama, selang beberapa detik setelah evi menjawab aku
hentakan keras senjataku dalam vaginanya, seluruh tubuhku meregang kaku,
aliran kenikmatan menuju penisku dan memeuntahkan laharnya dalam vagina
evi, ada sekitar sepuluh kedutan nikmat aku tumpahkan kedalam
vaginanya, sementara evi aku lihat menggigit sprey dihadapannya, mungkin
iapun mengalami orgasme yg kesekian kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar