Cerita seks ini terjadi beberapa waktu lalu, sungguh pengalaman seks yang luar biasa bagi saya pribadi, karena cerita seks
dalam kisah seks yang saya lakukan terjadi disebuah pesawat terbang
yang sedang melayang, namanya saja pramugari tentu saja kerjanya di
udara mulu dan seks yang dilakukan pun juga di udara, hahah. Namun
benar, pengalaman seks yang satu ini memang luar biasa, sensasi yang
kudapatkan pun juga sangat luar biasa, begini cerita selengkapnya, waktu
itu aku sedang dalam sebuah perjalanan menuju US atau amerika untuk
keperluan bisnis.
Mungkin ini keberuntungan ku kali ya, karena aku
dilahirkan menjadi anak orang kaya dan mengurusi bisnis yang diluar
negri sehingga aku sering pergi ke luar negri untuk tujuan bisni, saat
itu aku dudu di sebuah kursi bisnis, tak lama setelah aku merasa bosan
terbang, karena waktunya sangat lama kudengar suar merdu di telingaku..
”
Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata
seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are
you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip
name tag di dadanya.
Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I
am just checking to see whether you need anything, because you have
been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari
Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ”
tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak…
panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA
ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.
Ia
sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya
dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol
sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya
dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang
disiapkan di galley (dapur) mereka.
” Yah… aku ditinggal sendiri
deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam
istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift
kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya
migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru
balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani…
aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok
melulu lagi… ”
Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa.
Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin
55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih
belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok
terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”
Lalu
ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno,
yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya
memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini…
hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga
tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya
menerawang.
” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap
matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan
bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku
mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe…
aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ”
Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi
aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau
gak… ” tantangku.
Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke
kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas
bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ”
” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu
mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas
daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari
luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin
karena suara mesin.
Aku langsung membuka seragam pramugarinya
yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia
memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang
dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih
mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick
pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong
tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan
putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin
dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini
tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra
berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat
seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.
Lalu
tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya
yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak
senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku
langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras
dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku
berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa
saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai
berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku
sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer
kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan
kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu
kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti
cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah
sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia
meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin
memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.
Kumasukan
dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia
tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari
telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku
meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku
melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya,
semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg
mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti
menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh…
uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan
klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit
kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub
dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan
menjilatinya sendiri dengan nikmat.
Ia lalu mendorongku duduk di
atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk
bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya
dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru
sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat
kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan
pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak
sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun
dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak
sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk
berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri,
dengan kakinya melingkar di pinggangku.
Kupegang pantatnya yang
berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya.
Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena
gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu
Joe… gigit seperti itu… I feel ******.. ” Kugigit dengan lebih keras
puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya
Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan
kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit
gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian
body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur
mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar
masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek,
dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga
aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.
” Ah joe…
You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh…
Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke
bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari
mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap
westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia
tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung
kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku
bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak
terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat,
tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.
Aku mulai memompa
mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih
puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan
kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k
me real hard… please… ”
Buset… ga nyangka penampilan manisnya
ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di
bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2
mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku
berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat.
Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny
melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan
terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya,
karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap
klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku
terasa makin becek oleh cairan mem*knya.
“Lia… aku juga mau keluar
nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung
membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia
mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan
detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh
yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat,
menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak
peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku
dengan gerakan makin pelan.
Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi
toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan
rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma
cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku,
aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek
hot begini… !!
Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia
memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka
kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari
sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang
tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia
memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka
pintu toilet.
Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.
”
Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya,
mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku
tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit
pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.
Habis
flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks
gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme
sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali
sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first
class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have
sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih
sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar